Rumah Joglo adalah rumah adat asli Jawa Tengah yang penuh makna dan filosofi, namun sekarang sudah mulai sulit dijumpai dan langka.Rumah Joglo dari Jawa Tengah banyak diburu orang terutama dari daerah Bali, Lombok, Yogya, Solo, dan sekitar Jakarta.
Joglo dari Jawa Tengah banyak diburu karena banyak modelnya yang gagah (lanang) dan terbuat dari kayu jati asli jawa yang sangat kuat dan awet bertahan hingga ratusan tahun.Tidak seperti Joglo dari daerah lain yang terkadang terbuat dari kayu nangka, akasia, lamtoro atau kayu yang mirip dengan kayu jati lainya. Orang Jawa zaman dulu belum puas kalau rumah Joglonya tidak terbuat dari kayu jati, karna dalam tradisi orang jawa, kayu jati adalah sejatinya kayu.
Dahulu, Rumah Joglo tidak sembarangan orang bisa memiliki, Rumah Joglo biasanya hanya dimiliki oleh panggede-panggede (pembesar-pembesar) di lingkungan Keraton,Ningrat, Bangsawan dan tokoh masyarakat terpandang suatu wilayah.
Konstruksi joglo fleksibel (tahan gempa) dan knock down (bisa dibongkar-pasang).Bangunan utama Rumah Joglo terdiri dari 4 soko guru (tiang utama) dan 4 blandar (pilar).
Konstruksi rumah joglo, termasuk rumah limasan didesain flexible, sehingga bisa memberi toleransi moment gaya tekan dan gaya dorong pergeseran dan gerakan tanah sehingga tidak mudah patah dan ambruk.Sistem pemasanganya pun menggunakan sistem catok dan pasak, sehingga bisa saling terkait dan mengunci satu dengan lainya.
Apalagi, bahan yang digunakan adalah kayu jati tua asli jawa terutama Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur bagian barat, yang terkenal dengan kayu jati kualitas terbaik di dunia internasional.
Bahkan jawa tengah selain terkenal dengan kayu jati kualitas terbaik dunia, juga terkenal dengan penghasil kayu jati purba.namun sayang jati-jati purba dari Jawa tengah yang menjadi idola mancanegara sudah habis saat pemjarahan masal tahun 1999 silam.
Sekilas tentang bentuk rumah Joglo
